Sedikit berbagi cerita nih tentang WFA ( Walk For Autism). untuk informasi aja bagi yang belum tau, tanggal 2 April merupakan peringatan hari autis sedunia. Kenapa sih ada peringatan hari tersebut ? ya namanya peringatan pasti ada sesuatu agar kita mengingat, menyadari bahwa sebenarnya ada mereka ditengah-tengah kita, ada mereka yang membutuhkan kita dan ada mereka yang perlu perhatian kita. WFA adalah salah satu kegiatan yang diadakan oleh JCI (Junior Chamber International). singkatnya JCI adalah semacam organisasi kepemudaan berskala internasional yang sudah tersebar di berbagai negara temasuk Indonesia.
Awal mula ikut event ini sebenernya antara yakin dan nggak yakin, niatnya masih setengah-setengah cuman buat ngisi CV sama ke gabut an karena nggak ada kegiatan, tapi ada satu hal yang membuat aku yakin dan ikhlas adalah "bisa jadi ini bukan sekedar pengalaman, bukan sekedar cari kaos gratis, cari makan gratis tapi bisa jadi sebuah ladang pahala buat aku kelak". dari situ aku mulai yakin kalau tidak ada salahnya mencoba.
Minggu 2 April 2017 bertempat di CFD Kota Solo kita menggelar peringatan hari autis. acaranya penggalangan dana dan penampilan dari adek-adek SLB yang kece dan kereeen bangeeet. Sebenernya sepanjang mereka tampil banyak pertanyaan-pertanyaan yang aku tanyakan pada diriku sendiri. Mengapa mereka bisa ? bagaimana orang tuanya bisa ikhlas ? kenapa aku kurang bersyukur ? dan pertanyaan-pertanyaan yang entah diriku sendiri bingung jawabannya. pada saat itu ada satu momen dimana aku mulai berkaca-kaca. Saat itu ada penampilan permainan alat musik dari salah satu adek-adek berkebutuhan khusus, aku lupa dia menderita apa tapi dari raut wajahnya dia terlihat seperti orang normal. Dia mencoba memainkan alat musik drum di pandu dengan gurunya. yang membuat saya tersentuh adalah si Ibu. Ibu duduk di barisan paling depan sambil mengabadikan momen si anak. Si ibu terus memberikan semangat saat irama pukulan drum si anak tidak sesuai. Si ibu sesekali tersenyum, nggak tau apa yang di rasakannya, tapi aku melihat ketulusan seorang Ibu memang tidak perlu dipertanyakan. Sejelek apapun permainan drumnya, si ibu tetap memberikan apresiasi pelukan hangat dan tepuk tangan untuk si anak. Pelajaran yang bisa aku ambil adalah yang menjadikan mereka kuat itu "energi", energi positif orang-orang di sekelilingnya. mereka butuh dukungan. Thats the Point !
Well Ikut event ini banyak menyadarkan aku secara pribadi, bahwa mereka itu adalah bagian dari kita. So, stop menggunakan kata "autis" sebagai bahan candaan atau olokan karena itu sama sekali tidak lucu. bagaimana jika dia mendengarnya ? bagaimana jika keluarganya mendengar ? bagaimana jika ibunya yang mendengar ? kita tidak akan tau seberapa patah hati mereka mendengar candaan itu :).
Lagi nari diiringi lagunya JKT 48 nih
Tebak lagi nari apa ? tarian tradisional Sumatera Barat loh
Segenap Volunteer WFA 2017